Welcome to our site

welcome text --- Nam sed nisl justo. Duis ornare nulla at lectus varius sodales quis non eros. Proin sollicitudin tincidunt augue eu pharetra. Nulla nec magna mi, eget volutpat augue. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Integer tincidunt iaculis risus, non placerat arcu molestie in.

Sejarah Sulawesi Tengah

Jumat, 01 April 2011

Provinsi Sulawesi Tengah dibentuk tahun 1964. Sebelumnya Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah keresidenan di bawah Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Provinsi yang beribukota di Palu ini terbentuk berdasarkan Undang-undang No. 13/1964.

Seperti di daerah lain di Indonesia, penduduk asli Sulawesi Tengah merupakan percampuran antara bangsa Wedoid dan negroid. Penduduk asli ini kemudian berkembang menjadi suku baru menyusul datangnya bangsa Proto-Melayu tahun 3000 SM dan Deutro-Melayu tahun 300 SM. Keberadaan para penghuni pertama Sulawesi Tengah ini diketahui dari peninggalan sejarah berupa peralatan dari kebudayaan Dongsong (perunggu) dari zaman Megalitikum.

Perkembangan selanjutnya banyak kaum migran yang datang dan menetap di wilayah Sulawesi Tengah. Penduduk baru ini dalam kehidupan kesehariannya bercampur dengan penduduk lama sehingga menghasilkan percampuran kebudayaan antara penghuni lama dan baru. Akhirnya, suku-suku bangsa di Sulawesi Tengah dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu, Palu Toraja, Koro Toraja, dan Poso Toraja.

Pada abad ke 13, di Sulawesi Tengah sudah berdiri beberapa kerajaan seperti Kerajaan Banawa, Kerajaan Tawaeli, Kerajaan Sigi, Kerajaan Bangga, dan Kerajaan Banggai. Pengaruh Islam ke kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah mulai terasa pada abad ke 16. Penyebaran Islam di Sulawesi Tengah ini merupakan hasil dari ekspansi kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Pengaruh yang mula-mula datang adalah dari Kerajaan Bone dan Kerajaan Wajo.

Pengaruh Sulawesi Selatan begitu kuat terhadap Kerajaan-Kerajaan di Sulawesi Tengah, bahkan sampai pada tata pemerintahan. Struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah akhirnya terbagi dua, yaitu, yang berbentuk Pitunggota dan lainnya berbentuk Patanggota.

Pitunggota adalah suatu lembaga legislatif yang terdiri dari tujuh anggota dan diketuai oleh seorang Baligau. Struktur pemerintahan ini mengikuti susunan pemerintahan ala Bone dan terdapat di Kerajaan Banawa dan Kerajaan Sigi. Struktur lainnya, yaitu, Patanggota, merupakan pemerintahan ala Wajo dan dianut oleh Kerajaan Palu dan Kerajaan Tawaeli. Patanggota Tawaeli terdiri dari Mupabomba, Lambara, Mpanau, dan Baiya.

Pangaruh lainnya adalah datang dari Mandar. Kerajaan-kerajaan di Teluk Tomini adalah cikal bakalnya berasal dari Mandar. Pengaruh Mandar lainnya adalag dengan dipakainya istilah raja. Sebelum pengaruh ini masuk, di Teluk Tomini hanya dikenal gelar Olongian atau tuan-tuan tanah yang secara otonom menguasai wilayahnya masing-masing.  Selain pengaruh Mandar, kerajaan-kerajaan di Teluk Tomini juga dipengaruhi  Gorontalo dan Ternate. Hal ini terlihat dalam struktur pemerintahannya yang sedikit banyak mengikuti struktur pemerintahan di Gorontalo dan Ternate tersebut. Struktur pemerintahan tersebut terdiri dari Olongian (kepala negara), Jogugu (perdana menteri), Kapitan Laut (Menteri Pertahanan), Walaapulu (menteri keuangan), Ukum (menteri perhubungan), dan Madinu (menteri penerangan).

Dengan meluasnya pengaruh Sulawesi Selatan, menyebar pula agama Islam. Daerah-daerah yang diwarnai Islam pertama kali adalah daerah pesisir. Pada pertengahan abad ke 16, dua kerajaan, yaitu Buol dan Luwuk telah menerima ajaran Islam. Sejak tahun 1540, Buol telah berbentuk kesultanan dan dipimpin oleh seorang sultan bernama Eato Mohammad Tahir.

Mulai abad ke 17, wilayah Sulawesi Tengah mulai masuk dalam kekuasaan kolonial Belanda. Dengan dalih untuk mengamankan armada kapalnya dari serangan bajak laut, VOC membangun benteng di Parigi dan Lambunu. Pada abad ke 18, meningkatkan tekanannya pada raja-raja di Sulawesi Tengah. Mereka memanggil raja-raja Sulawesi Tengah untuk datang ke Manado dan Gorontalo untuk mengucapkan sumpah setia kepada VOC. Dengan begitu, VOC berarti telah menguasai kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah tersebut.

Permulaan abad ke 20, dengan diikat suatu perjanjian bernama lang contract dan korte verklaring, Belanda telah sepenuhnya menguasai Sulawesi Tengah, terhadap kerajaan yang membangkang, Belanda menumpasnya dengan kekerasan senjata. Pada permulaan abad ke 20 pula mulai muncul pergerakan-pergerakan yang melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Selain pergerakan lokal, masuk pula pergerakan-pergerakan yang berpusat di Jawa. Organisasi yang pertama mendirikan cabang di Sulawesi Tengah adalah Syarikat Islam (SI), didirikan di Buol Toli-Toli tahun 1916. Organisasi lainnya yang berkembang di wilayah ini adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang cabangnya didirikan di Buol tahun 1928. organisasi lainnya yang membuka cabang di Sulawesi Tengah adalah Muhammadiyah dan PSII.

Perlawanan rakyat mencapai puncaknya tanggal 25 Januari 1942. Para pejuang yang dipimpin oleh I.D. Awuy menangkap para tokoh kolonial seperti Controleur Toli-Toli De Hoof, Bestuur Asisten Residen Matata Daeng Masese, dan Controleur Buol de Vries. Dengan tertangkapnya tokoh-tokoh kolonial itu, praktis kekuasaan Belanda telah diakhiri. Tanggal 1 Februari 1942, sang merah putih telah dikibarkan untuk pertama kalinya di angkasa Toli-Toli. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama karena seminggu kemudian pasukan Belanda kembali datang dan melakukan gempuran.

Meskipun telah melakukan gempuran, Belanda tidak sempat berkuasa kembali di Sulawesi Tengah karena pada waktu itu, Jepang mendarat di wilayah itu, tepatnya di Luwuk tanggal 15 Mei 1942. dalam waktu singkat Jepang berhasil menguasai wilayah Sulawesi Tengah. Di era Jepang, kehidupan rakyat semakin tertekan dan sengsara seluruh kegiatan rakyat hanya ditujukan untuk mendukung peperangan Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai Jepang menyerah kepada Sekutu dan disusul dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada awal kemerdekaan, Sulawesi tengah merupakan bagian dari provinsi Sulawesi. Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, pasca kemerdekaan adalah saatnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Rongrongan terus datang dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Belanda menerapkan politik pecah-belah dimana Indonesia dijadikan negara serikat. Namun akhirnya bangsa Indonesia dapat melewati rongrongan itu dan ada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.

Sejak saat itu, Sulawesi kembali menjadi salah satu provinsi di Republik Indonesia dan berlangsung hingga terjadi pemekaran tahun 1960. Pada tahun tersebut Sulawesi dibagi dua menjadi Sulawesi Selatan-Tenggara yang beribukota di Makassar dan Sulawesi Utara-Tengah yang beribukota di Manado. Pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dimekarkan menjadi provinsi Sulawesi Utara yang beribukota di Manado dan Sulawesi Tenagh yang beribukota di Palu. 

Perekonomian Sulawesi Tengah

Perekonomian Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 5,99% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,93% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja pada sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor bangunan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor.
Laju inflasi IHK tahunan Kota Palu pada triwulan I-2008 tercatat sebesar 9,08% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,13% (y-o-y) maupun laju inflasi nasional sebesar 8,17% (y-o-y). Peningkatan inflasi tersebut secara umum disebabkan oleh beberapa faktor antara lain terbatasnya pasokan, berlanjutnya peningkatan harga komoditas internasional (seperti emas, beras, kedelai, crude palm oil dan gandum), kenaikan biaya produksi dan transportasi, kebijakan pemerintah menaikkan harga barang administered prices (rokok) serta relatif meningkatnya ekspektasi inflasi masyarakat.

Indikator
2006
III-2007
IV-2007
I-2008
PDRB-Harga Konstan (Rp miliar)
12.671,55
3.547,85
3.848,98
3.130,72
Pertumbuhan PDRB (yoy, %)
7,82
9,08
7,65
5,99
Laju Inflasi Tahunan-Palu (yoy, %)
8,69
5,94
8,13
9,08
 

Sumber : BPS Sulteng
Kondisi perbankan di Sulawesi Tengah pada triwulan I-2008 masih menunjukkan perkembangan yang relatif baik sebagaimana tercermin dari berbagai indikator kinerja perbankan seperti perkembangan aset, perkembangan DPK, pertumbuhan kredit, perkembangan kualitas kredit dan LDR. Dari sisi penghimpunan dana, sampai dengan bulan Maret 2008, DPK perbankan Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 14,66% (y-o-y). Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan simpanan jenis tabungan. Dari sisi penyaluran kredit, pada triwulan I-2008 kredit perbankan tumbuh 30,74% (y-o-y), lebih tinggi daripada triwulan yang sama tahun 2007. LDR perbankan tercatat 93,92% atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 90,19%. Hal ini disebabkan kredit bertumbuh lebih tinggi dibandingkan DPK. Sementara itu, NPLs netto bank umum dan BPR masih berada di bawah batas indikatif 5%.

Perjalanan ke Pulau-pulau di Togean

Sabtu, 05 Maret 2011

















Hari ke 1:
(Saat kedatangan anda di Bandara Mutiara Palu)
Anda akan bertemu oleh guide kami di Hotel Swissbel, Setelah minum secara gratis dan kemudian mengunjungi Museum Negeri Palu. Museum ini menyediakan informasi faktual tentang alam dan budaya Sulawesi Tengah. Makan siang di restoran lokal di Palu. Makan malam dan bermalam di hotel (L, D)

Hari ke2:
(Palu-Ampana)
Setelah sarapan kemudian langsung bersiap-siap untuk perjalanan selanjutnya ke Ampana sejauh 375km yang ditempuh selama 8 jam perjalanan. Makan siang akan disajikan dalam perjalanan. Bermalam di Ampana tepatnya di Hotel Oasis. Sore harinya anda dapat berkunjung ke Tanjung api dimana Anda dapat melihat pemandangan sumber api, yang apinya akan keluar.
Makan malam dan bermalam di tempat peristirahatan anda. (B,L,D)

Hari ke3:
(Ampana – Kadidiri – Pulau Togean)
Setelah sarapan selanjutnya bersiap-siap untuk perjalanan dengan kapal menuju Pulau Togean, perjalanan ini dapat ditempuh selama 5jam. Makan siang akan disajikan di Kapal. Tiba di kadidiri dan selanjutnya menuju Penginapan Wakai. Disini anda dapat menyelam, Penyelaman ini disiapkan oleh penyelam Black Marlin/paradise cottage.  Makan dan bermalam di tempat penginapan. (B,L,D)

Hari ke4:
(Kadidiri dan Lingkungan sekitar)
Sesuai dengan rencana anda sendiri(L,D)

Hari ke5:
(Kadidiri dan Lingkungan sekitar)
Sesuai dengan rencana anda sendiri(L,D)

Hari ke6:
(kadidiri-ampana)
Setelah sarapan dan melakukan perjalanan dengan kapal dan kembali ke Ampana selama 5 jam. Makan siang akan disajikan di kapal. Saat tiba di Amapana anda akan bermalam di Hotel oasis.
Sore harinya anda dapat menikmati waktu luang , makan malam dan bermalam di Hotel.(b,l,D)

hari ke7 :
(Ampana – Palu)
Dari ampana anda menuju palu dengan mengendarai mobil setelah selesai sarapan. Tiba di palu dan menuju ke Hotel palu golden dan bermalam disana. (B,L,D)

Hari ke8:
(Palu-Pulang)
Check in di Bandara Mutiara untuk perjalanan selanjutnya.
Tur Pulau Togean Selama 8hari 7 malam
Yang paling penting dalam tur ini termasuk transportasi darat/ laut, makanan + snack, biaya akomodasi, biaya buruh , biaya tur Panduan tidak termasuk gipsum pribadi biaya lain-lain: penerbangan anda dari / menuju palu, minuman tambahan, ponsel, cucian dan pajak bandara.

Souvenir / Cenderamata di Palu Sulawesi Tengah :

Kayu Hitam (Ebony) :
Eboni (Diospyros celebica Bakh) adalah jenis tanaman kayu endemik Pulau Sulawesi.

Pohon Kayu Ebony
Kayu-hitam Sulawesi adalah sejenis pohon penghasil kayu mahal dari keluarga eboni (suku Ebenaceae). Nama ilmiahnya adalah Diospyros celebica , yakni diturunkan dari kata Celebes (Sulawesi).

Pohonnya lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40 m. Diameter batang bagian bawah dapat mencapai 1 m, sering dengan banir (akar papan) besar. Kulit batangnya beralur, mengelupas kecil-kecil dan berwarna coklat hitam.

Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas baik. Berwarna coklat gelap, kehitaman, atau hitam berbelang-belang kemerahan, dalam perdagangan internasional kayu hitam Sulawesi ini dikenal sebagai Macassar ebony, Coromandel ebony, streaked ebony atau juga black ebony . Nama-nama lainnya di Indonesia di antaranya kayu itam, toetandu, sora, kayu lotong, kayu maitong, dan lain-lain.

Kayu Ebony
Kayu hitam Sulawesi terutama digunakan untuk furniture mahal, ukir-ukiran dan patung, alat musik (misalnya gitar dan piano), tongkat, dan kotak perhiasan. Kayu hitam Sulawesi paling banyak terdapat di Kabupaten Poso dan termasuk jenis kayu yang paling mahal.
Karena jumlah/populasi di alam secara drastis menurun, maka sejak tahun 1990 kayu eboni sudah dinyatakan sebagai jenis kayu yang terkena larangan tebang dan dilindungi (boleh dilakukan eksploitasi atas persetujuan dan ijin khusus dari Dephut).









Oleh-oleh Khas Palu - Bawang Goreng Khas Palu

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki oleh-oleh yang khas. Bagi warga Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), bawang goreng menjadi oleh-oleh yang wajib diberikan kepada sanak saudara ataupun teman. Kini, bawang goreng Palu telah masuk ke pasar dunia. Sebab, menurut pemerintah Sulteng, Senin (8/9), bawang goreng Palu selalu diikutsertakan dalam pameran nasional dan internasional. Dalam pameran itu, banyak warga asing yang membeli bawang goreng Palu untuk dijadikan oleh oleh ke negaranya. Seperti Prancis, Malaysia, dan China. Untuk lebih menarik pembeli, pemerintah Sultengpun mengingatkan para pengusaha agar memperbaiki kualitas produknya.

Keunggulan

Bawang goreng Palu memang memiliki keistimewaan karena cita rasanya yang khas. Yakni, gurih, renyah, dan harum. Sebab, bahan bakunya adalah bawang merah Palu. Bawang merah ini tumbuh di lembah Palu yang memiliki iklim dan jenis tanah yang berbeda. Kedua faktor inilah yang membuat umbi bawang berbau harum. Selain cita rasanya, bawang goreng ini juga tahan lama. Jika dikemas dalam alumunium foil dan disimpan di lemari pendingin, bawang ini bisa bertahan lebih dari dua tahun! Rasa dan aromanya pun tidak akan berkurang. Ingin mencobanya?

Bahan Bawang Goreng Palu : Bawang Khas Palu, Minyak Nabati dan Tanpa bahan pengawet









Abon Ikan
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan pendinginan ikan.

Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatif tahan lama.

Situs Bekas Rumah Raja Tombolotutu














Letak  situs
Rumah bekas Istana Raja Moutong terletak di Kecamatan Tinombo    Kabupaten  Parigi Moutong  Provinsi Sulawesi Tengah
Tinjauan  rumah bekas Istana raja Moutong
Istana Raja Moutong  di Tinombo ini dibangun sejak tahun 1930 oleh bangsa Belanda dengan arsitektur kolonial yang khusus diserahkan                           kepada  Raja Moutong pada waktu itu sebagai tempat kediaman raja-raja Moutong pada waktu itu bernama Hi. Kuti Tombolotutu  di angkat  pada   bulan  juni  1929  sampai   dengan   tahun   1962   yang  merupakan  negeri  tertua  dalam  kerajaan  Moutong Pengangkatan  raja  Hi. Kuti Tombolotutu  berdasarkan  calon  dari pemerintah Belanda yang mendapat dukungan dari seluruh masyarakat   di Kerajaan  Moutong  yang  ada  di wilayah  pantai  timur Kabupaten Donggala pada waktu itu sebelum berubah menjadi Kabupaten Parigi Moutong   sekarang . Raja Hi. Kuti Tombolotutu  di angkat  bukan ditinjau dari pendidikan melainkan pada keturunan almarhum raja  Tombolotutu dilahirkan  di pegunungan  Sojol  (Tolil Toli)  pada  tahun  1901  Tanggal  31 juli 1965 Raja Hi. Kuti  Tombolotutu meninggal dunia
Deskripsi  Bangunan   
Bangunan  Istana  Raja Moutong  mempunyai  teras bagian depan dan terdapat 3 (tiga) buah  kamar  tidur dan  mempunyai  ruang keluarga                          dibagian tengah  juga terdapat ruang makan raja dan keluarga sebagai                          Penunjang  bangunan  induk  terdapat  bangunan  dapur  yang  terdiri            5 (lima) ruangan (Dapur , kamar mandi , wc , gudang , kamar mandi)  lokasi  Rumah Bekas Istana Raja Moutong dengan luas halaman ± 7200 m²  bangunan induk seluas 193,75 m²  bangunan dapur seluas  79,75m².

Situs Bekas Istana Raja Mori














Letak Situs
Secara administrasi rumah bekas Istana Raja Mori terletak di desa Kolonedale Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah. Koordinat situs ini berada pada posisi astronomi 1°52 detik garis lintang selatan dan 121°15 detik bujur timur dengan ketinggian kurang lebih 20 meter dari permukaan laut dari desa Kolonedale dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak tengah kurang lebih 431 km.
Latar Belakang Sejarah
Dalam buku perlawanan sejarah Witamori disebutkan bahwa sekitar abad XV-XVI Kerajaan Luwu menguasai Kolonedale Kerajaan Mori, Bungku dan diwajibkan membayar upeti pada Datu Luwu di Palopo dan Witamori melepasakan diri dari kekuasaan Datu Luwu dan bergabung dengan Kesultanan Ternate. Pada tanggal 21 April 1906 belanda menawarkan perjanjian damai dengan Witamori yang dikenal dengan Perdamaian Wawombau tahun 1907 belanda kembali menyerang kerajaan Mori pertahanan Raja Marunduh dibenteng Wulanderi dikuasai Belanda, Raja Marunduh tewas bersama Putera Mahkota Pangeran Lawolio pada tahun 1907- 1925 usai perang terbentuk swapraja yang dibagi 4 distrik pada waktu itu Distrik Korolalaki dipimpin oleh Makole Endi Kamesi dan pada tahun 1926 Makole Endi Kamesi diganti oleh Owolu Marunduh sampai dengan tahun 1950. sejak itu kedudukan swapraja dipindahkan ke Kolonedale dan Belanda membangun fasilitas istana raja pelabuhan, rumah sakit, asrama militer dan stasiun radio. Berdasarkan rekomendasi Bupati Poso Nomor 012/0152/DP tanggal 27 Mei 1997 tentang pemberian wewenang sepenuhnya Situs Istana Raja Mori kepada DEPDIKBUD
Surat pernyataan putera ahli waris Awolu Marunduh dengan ikhlas menyerahkan Istana Raja Mori ke Pemda Poso tanggal 5 September 1997

Deskripsi Situs
Istana Raja Mori terletak di atas bukit kurang lebih 25 m dari permukaan laut dengan arah hadap timur laut, Denah bangunan istana raja mori dengan luas lokasi 960², depannya 34 m, belakangnya 30 m, samping kiri 30 m, samping kanan 30 m, denah bangunan berbentuk segi empat persegi panjang ukuran 12x12 m dan 5 x 14 m terdiri dari bangunan induk dan anak  bangunan dibangun diatas pendasi beton ukuran tinggi maksimum 1,17 m dan minimum 1,08 m dari muka tanah.

Situs Bekas Keraton Banggai


















 Letak Situs
Bangunan bekas Keraton Banggai terletak di desa Lompio, Kecamatan Banggai Kepulaun, Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Pulau Banggai terletak di sebelah tenggara dari Kota Luwuk. Dari kota Luwuk dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor dengan waktu tempuh adalah antara 8-12 jam.
Latar  Belakang Sejarah
Daerah Banggai sudah dikenal sejak adanya Kerajaan Singasari di Jawa (1222-1293) kemudian pada masa Kerajaan Majapahit, nama Banggai dikenal dengan sebutan Benggawi hal tersebut tercantum dalam kitab “Negarakertagama” yang ditulis oleh Pra Panca pada tahun 1365 Masehi.didalam pupuh 14 ayat 5 disebutkan bahwa kerajaan Benggawi termasuk dalam wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Kerajaan Banggai yang dimaksud pada saat itu adalah wilayahnya hanya meliputi banggai kepulauan saja dengan Ibu kota kerajaan adalah Banggai. Menurut informasi dari masyarakat setempat bahwa Raja Banggai yang pertama adalah seorang keturunan Jawa yang bernama Adi cokro atau lebih dikenal dengan gelar Mumbu Doi Jawa atau raja Mandapar yang memerintah sampai tahun 1625. Akan tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa nama raja pertama adalah Adisaka, dan raja Mandapar adalah raja Banggai ke 18 sejak masa pemerintahaan Adisaka.
Pada sekitar tahun 1580 kerajaan banggai mulai meluaskan wilayah kekuasaannya sampai ke Tanjung Api Sungai Bongka, dan pulau Togong Segu perluasan wilayah ini terjadi pada masa pemerintahan raja Mumbu Doi Jawa. Selain berhubungan dengan kerajaan Majapahit. Kerajaan Banggai juga berhubungan dengan kerajaan Ternate. Banggai juga mendapat pengaruh dari Portugis pada sekitar sebelum abad IX. Pengaruh Belanda masuk Banggai terjadi pada tahun 1900.dengan kedatangan Belanda maka kerajaan Banggai lepas dari kekuasaan kerajaan Ternate selanjutnya kerajaan Banggai diberi status Belfbasturcnnae Landschap.
Pada tahun 1942 balatentara Jepang masuk ke Banggai, sehingga struktur pemerintahan kerajaan tunduk pada kekuasaan Jepang. Kemudian Pusat  Pemerinthan dipindahkan ke kota Luwuk
Bangunan bekas Kraton Kerajaan Banggai dibangun diatas sebuah bukit dengan ketinggian 11,57 meter Di atas permukan laut. Orientasi bangunan menghadap kearah barat laut luas keseluruhan bangunan adalah 221 m2 menurut keterangan yang diperoleh dari keturunan raja di Banggai bahwa Kraton Banggai dibangun pada Tahun 1927.
Konstruksi Bangunan terbuat dari bahan kayu dengan lantai semen dan atap memakai seng. Sebelum memasuki serambi depan, terdapat sebuah tangga masuk. Disebelah kanan dan kiri tangga, terdapat dua buah meriam dibuatkan dudukannya.
Dalam bangunan induk terdapat bagian – bagian seperti serambi depan, kamar tidur, dan sebuah ruang tengah. Dibelakang bangunan induk terdapat sebuah lorong yang menghubungkan bangunan induk dengan bagian belakang. Bagian belakan terdiri dari sebuah serambi, 3 buah kamar, sebuah dapur dan 2 buah kamar mandi.