Welcome to our site

welcome text --- Nam sed nisl justo. Duis ornare nulla at lectus varius sodales quis non eros. Proin sollicitudin tincidunt augue eu pharetra. Nulla nec magna mi, eget volutpat augue. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Integer tincidunt iaculis risus, non placerat arcu molestie in.

Nosaviraka Ritora

Rabu, 02 Maret 2011


Maksud dan Tujuan Upacara : Upacara ini bertujuan agar sang bayi sudah mempunyai tempat yang aman dari gangguan mahluk halus dan terhindar dari ganguan kakak-kakaknya yang masih nakal.
Tempat Pelaksaan Upacara : Upacara ini berlangsung dalam rumah, dan diperlengkapi dengan bahan-bahan upacara antara lain 4 macam makanan dari beras ketan, masing-masing disimpan di bawah ayunan, tengah rumah, satu baki untuk bagian dukun dan satu baki lagi untuk pangolo nu ngana kodi (bagian untuk bayi).
Dua baki tersebut diisi dengan aneka ragam makanan dan buah yang manis. Dimaksudkan agar sang bayi hidup dalam keadaan manis artinya bebas dari kesusahan dan penderitaan. Bayi tersebut oleh dukun dinaikkan dalam ayunan setelah melalui 7 orang ibu menerima dan mengoperkan bayi tersebut selama tiga kali bergilir. Dan akhirnya kembali ke tangan dukun dan meletakkan sang bayi di atas ayunan. Ayunan tersebut diberi kelambu, bantal, dan sarung bayi dari kain berwarna kuning.
Ada pula vati dalam keluarga pada masyarakat Kaili yang mengadakan upacara Nompesuvuki ngana (mengunjungi anak) yaitu suatu upacara di mana dari pihak nenek perempuan dari ayah sang bayi mengadakan kunjungan kepada bayi dengan satu upacara tertentu pula. Upacara ini bertujuan agar anak tidak berpenyakit mata (nageri), suka menangis (marenge), dan berwatak jorok (matontoru).
Nenek perempuan dari ayah sang bayi mempersiapkan bahan-bahan dari neneknya diantar kepada cucunya sejumlah bahan makanan dan keperluan dapur, seperti makanan dan sayur masing-masing satu belanga, kayu api, sagu, beras, pisang satu sisir, dan daun pisang 7 lembar. Alat-alat dapur antara lain tavolo (alat peniup api yang dibuat dari bambu), supi (penjepit arang api), sendok nasi, dan sayur masing-masing satu buah.
Makanan tersebut disajikan kepada ibu sang bayi (anak mantu), dan makanan tersebut harus diambil dengan dua belah tangan. Maksudnya agar susu ibu sang bayi tidak besar sebelah. Selesai makan, mertua mengikat botiga (sebutir emas) di lengan sang bayi, agar tenang tidur dan tidak gelisah. Acara ini dilangsungkan kapan saja sebelum hari ke 40 kelahiran anak.

0 komentar:

Posting Komentar